
Kelas Pemilu: Memahami Siklus Pemilu
PURWOKERTO ,kab-banyumas.kpu.go.id —Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banyumas menggelar kegiatan Kelas Pemilu pada Rabu (30/7/2025) di Media Center KPU. Mengangkat tema “Pemilu sebagai Siklus,” kelas ini menghadirkan Subhan Purno Aji sebagai pemateri.
Dalam pemaparannya, Subhan mengawali dengan penjelasan tentang struktur kelembagaan KPU yang terbagi ke dalam dua kamar yakni sekretariat dan komisioner. Subhan juga mengajak mahasiswa memahami pemilu bukan sebagai kegiatan sesaat, melainkan sebagai bagian dari proses politik yang berkelanjutan dalam sistem demokrasi.
Subhan juga mengkritisi cara pandang masyarakat yang menurutnya masih sering keliru dalam memaknai pemilu. Banyak orang menganggap pemilu sekadar proyek musiman yang hanya berfokus pada urusan teknis dan keuntungan jangka pendek. Pemilu juga seringkali dipisahkan dari nilai-nilai demokrasi yang mana hal tersebut merupakan warisan dari masa Orde Baru yang mengedepankan sentralisasi kekuasaan tanpa mekanisme kontrol yang sehat. Bahkan, tak jarang pemilu diperlakukan hanya sebagai formalitas: cukup digelar tanpa evaluasi, tanpa refleksi terhadap tujuan demokratis yang lebih besar.
“Pemilu dikatakan demokratis saat ketentuannya itu pasti dan hasilnya tidak pasti. Tapi kalau dibalik ketentuannya tidak pasti dan hasilnya justru sudah bisa ditebak itu nggak bisa dikatakan demokratis,” tegas Subhan.
Ia mencontohkan bahwa kepastian hukum dalam pemilu penting, seperti batas usia calon atau tenggat waktu pendaftaran. Namun, jika aturan-aturan tersebut bisa berubah karena tekanan politik, maka kepercayaan terhadap proses demokrasi ikut tergerus. Lebih lanjut, Subhan menekankan pentingnya melihat pemilu sebagai sebuah siklus utuh, bukan sekadar rangkaian tahapan teknis yang terputus-putus yang meliputi :
Pra-Pemilu (Pre-Election): mencakup perencanaan, pelatihan, penyebaran informasi, dan pendaftaran.
Masa Pemilu (Election Period): mulai dari pencalonan, kampanye, pemungutan suara, hingga penetapan hasil.
Pasca Pemilu (Post-Election): meliputi strategi, reformasi, dan evaluasi.
Menutup sesi, Subhan mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa penyelenggaraan pemilu bukan hanya urusan teknis belaka, melainkan kerja multidisipliner yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, hukum, administrasi publik, hingga teknologi informasi . Semakin kaya perspektif yang digunakan, semakin kuat pula fondasi demokrasi yang kita bangun bersama. (paw)