
Ngodemas Edisi Hari Kartini Hadirkan Perempuan Pegiat Sosial
Purwokerto – Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyumas menghadirkan sosok wanita inspiratif, Andayati dalam acara Ngobrol Demokrasi KPU Banyumas (NgoDeMas) pada Rabu (21/04/2021). Acara tersebut disiarkan melalui akun YouTube resmi KPU Banyumas dengan dipandu oleh Staf Teknis dan Hupmas KPU Banyumas, Sarikasih.
Andayati adalah seorang ibu, istri, guru, dan juga seorang pegiat sosial Komunitas Gumelar Peduli Umat yang berusaha melayani masyarakat disekitarnya. Beliau merupakan pendiri Yayasan Nurul Huda Gumelar yang bergerak di bidang pendidikan, agama, dan sosial. Beliau juga seorang guru honorer di Sekolah Dasar Negeri 2 Gumelar.
Kiprah kegiatan sosial Andayati pada mulanya adalah sebuah instansi pendidikan taman kanak-kanak (TK) yang diberi nama TK Nurul Huda Gumelar. Pendirian taman kanak-kanak ini berangkat dari anggapan masyarakat di sekitarnya bahwa menyekolahkan anak di TK itu mahal dan buang-buang biaya.
Berangkat dari stigma masyarakat di sekitarnya tersebut, Andayati mendirikan sebuah taman kanak-kanak yang terjangkau dan diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Andayati bekerjasama dengan sejumah guru dan tokoh masyarakat sekitar sehingga berdirilah TK Nurul Huda Gumelar pada tahun 1996.
Taman kanak-kanak yang digagasnya menggratiskan biaya pendidikan untuk beberapa golongan seperti anak-anak kurang mampu, anak yatim piatu, anak dengan kebutuhan khusus, serta anak kembar yang mana salah satunya akan mendapat biaya pendidikan gratis. Penggratisan ini merupakan ikrar beliau saat mendirikan TK tersebut.
Berjalan beberapa tahun, gerakan pendidikan yang digagas beliau semakin berkembang dengan pesat. Perkembangan inilah yang memulai gerakan-gerakan sosial Yayasan Nurul Huda Gumelar seperti pendampingan terhadap anak-anak disabilitas dan masyarakat miskin yang sakit untuk mau berobat, dan juga layanan ambulan gratis. Beliau juga mendirikan rumah singgah yang diperuntukkan untuk orang sedang melakukan perjalanan jauh dalam rangka berobat ke rumah sakit, serta Sheltered Workshop Peduli yang merupakan wadah untuk mendidik dan memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus di Gumelar.
Perempuan kelahiran 18 November 1969 ini juga mengungkapkan suka duka dalam bakti sosial tersebut. Beliau mengungkap bahwa terkadang usaha beliau terkendala pada kurangnya dana operasional dan kompleksitas saat masa pendampingan. Namun dengan doa dan uluran tangan dari pihak lain, hal-hal tersebut dapat diatasi.