Panggung Anak Muda Ajak Bijak Gunakan Hak Pilih

PURWOKERTO - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyumas adakan program Panggung Anak Muda dipandu Ketua KPU Kabupaten Banyumas, Imam Arif S. Episode perdana ini menghadirkan 2 mahasiswa magang Angkatan IV Tahun 2021 yakni Asha Sembiring dari Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto dan Zuffar Aditya dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) membincang seputar pengalaman kuliah, magang, dan pandangan mereka sebagai mahasiswa terkait kepemiluan, Sabtu (18/09/2021).

Panggung Anak muda adalah program baru KPU Banyumas yang menghadirkan anak-anak muda dari berbagai macam latar belakang, pendidikan, dan aktivitas. Seperti halnya Zuffar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed asal Bogor yang saat ini sedang menempuh semester 5 ini aktif mengikuti organisasi intra kampus yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB sebagai Menteri Luar Negeri. 

“saya merasa perlu banyak belajar dan terpanggil untuk menyuarakan keluhan mahasiswa ke birokrat yakni dekanat. Melalui wadah organisasi ini, khususnya Kementerian Luar Negeri, saya dan teman-teman bertugas menjembatani keperluan yang menghubungkan dengan pihak eksternal, seperti kemarin bekerjasama dengan pihak penyelenggara Test of English as a Foreign Language (TOEFL)  yang mana hal ini merupakan syarat kelulusan mahasiswa yang harus mencapai skor minimal 500,” ujar Zuffar.

Sama halnya dengan Zuffar, Asha mahasiswi semester 7 fakultas informatika jurusan teknik informatika kejuruan multimedia ini juga aktif tergabung dalam organisasi mahasiswa bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang  awalnya menjadi anggota di bagian logistik kemudian lanjut di bidang ekonomi kreatif yang bertugas  meningkatkan ekonomi organisasi. 

Asha sendiri mengikuti pemilu 2019 ketika masih berada di Banyumas sehingga waktu pencoblosan dia perlu membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan menunjukan kartu mahasiswa. Meskipun mengikuti pemilu di luar domisili, minat Asha menggunakan hak pilihnya tidaklah surut. Disisi lain Asha merasa perlu mengenali lebih dalam lagi calon pemimpin yang akan ia pilih mengingat dalam pemilu serentak cukup banyak pasangan calon (paslon) di surat suara. Sama halnya dengan  Zuffar yang mengikuti pemilu di daerah sendiri, merasa belum bisa mengenali seluruh paslon.  Ia hanya mengenali calon Presiden dan Wakil Presiden baik melalui debat maupun internet. 

Dalam kesempatan ini Imam juga mengingatkan agar pemilih mencari rekam jejak, program, dan ikuti debat publik untuk melihat kapasitas, program, dan komitmen calon.

Di akhir pembicaraan, Zufar dan Asha menyampaikan bahwa Pemilu sangatlah penting untuk menentukan sosok pemimpin bangsa. Harapan untuk Pemilu 2024 adalah meningkatnya partisipasi aktif masyarakat, bukan sekedar mencoblos melainkan  mencari track record pemimpin serta menyaring kebutuhan Indonesia. (syp_ed sks)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 82 Kali.