Ulasan Buku : Democracy within Parties: Candidate Selection Methods and Their Political Consequence

Oleh : Dwi Rindra T, S.I.P.

Identitas Buku

  • Judul: “Democracy within Parties: Candidate Selection Methods and Their Political Consequences”
  • Penulis: Reuven Y. Hazan dan Gideon Rahat
  • Tahun Terbit: 2010
  • Penerbit: Oxford University Press
  • Kategori Buku: Demokrasi Kepartaian
  • DOI: https://doi.org/10.1093/acprof:oso/9780199572540.001.0001

Ringkasan Isi Buku

Hazan dan Rahat (2010) dalam bukunya berjudul “Democracy within Parties: Candidate Selection Methods and Their Political Consequences” berusaha menelaah isu kandidasi politik oleh partai politik. Isu ini, meskipun penting dalam memahami partai politik, namun belum banyak diungkap, terutama karena minimnya aksesibilitas data. Buku ini menyoroti dinamika internal partai politik dan menawarkan analisis komprehensif mengenai salah satu proses terpenting yang dilakukan oleh partai mana pun – proses kandidasi politik. Metode kandidasi adalah mekanisme yang digunakan suatu partai untuk memilih kandidatnya untuk pemilihan umum.

Buku ini terbagi ke dalam 2 Bagian besar, Bagian 1 fokus pada metode kandidasi dengan melihat sisi kandidasi, selektorat, desentralisasi, dan sistem penunjukan atau voting. Bagian 2 memaparkan analisa konsekuensi politis dari metode kandidasi dengan melihat aspek partisipasi, representasi, kompetisi, dan responsivitas.

Kandidasi

Bab ini menjelaskan siapa yang memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam proses kandidasi dari satu partai politik pada suatu waktu tertentu. Pembatasan dan persyaratan yang diterapkan kepada kandidat potensial merupakan elemen penentu yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan kandidasi berdasarkan tingkat inklusivitas atau eksklusivitas.

Selektorat

Bab ini membahas tentang selektorat. Selektorat adalah badan yang menyeleksi kandidat partai politik untuk jabatan publik. Hazan dan Rahat mengklasifikasikan selektorat berdasarkan tingkat inklusivitas versus eksklusivitas. Selektorat yang paling inklusif adalah semua pemilih, sedangkan selektorat yang sangat inklusif adalah semua anggota partai. Selektorat pertengahan terdiri dari badan-badan partai atau delegasi partai. Sementara, selektorat yang sangat eksklusif adalah elit partai atau entitas paling eksklusif dari seorang pemimpin tunggal.

Desentralisasi

Bab ini membahas kandidasi dilakukan secara terpusat atau terdesentralisasi, baik secara kewilayahan maupun sosial. Kandidasi terpusat dilakukan ketika partai politik memilih kandidat hanya menggunakan sistem pemilihan partai nasional – baik inklusif atau eksklusif – tanpa memperhitungkan representasi kewilayahan dan/atau sosial. Kandidasi terdesentralisasi dilakukan dengan pemilihan kandidat secara eksklusif oleh pemilih partai lokal dan/atau kelompok internal partai.

Sistem penunjukan atau voting

Bab ini membahas metode pemilihan kandidat dalam internal partai, dengan sistem voting, penunjukan, atau campuran voting-penunjukan. Dalam sistem voting, perolehan suara yang menentukan posisi kandidat pada daftar, atau di daerah pemilihan. Partai yang mengganti sistem penunjukan dengan voting, atau bahkan menambahkan voting pada proses yang sebelumnya dilakukan melalui penunjukan, sedang mendemokratisasi metode kandidasinya.

Partisipasi

Bab ini mengkaji partisipasi dari sisi inklusivitas dan tingkat partisipasi, serta mengkaji kuantitas versus kualitas partisipasi dalam internal partai politik. Bab ini fokus adalah pada dampak nyata dari demokratisasi metode kandidasi terhadap pola partisipasi politik – khususnya konsekuensi politik dari perluasan selektorat.

Representasi

Bagian pertama Bab ini mengkaji representasi dari perspektif teoretis, menghubungkannya dengan studi kandidasi. Kemudian, Bab ini mengkaji hubungan antara keempat dimensi kandidasi dan representasi: hambatan yang ditimbulkan oleh persyaratan kandidasi; inklusivitas selektorat dan representasi; pertukaran sosial dan kewilayahan yang diakibatkan oleh desentralisasi kandidasi; dan sifat sistem penunjukan/voting dibandingkan dengan representasi. Bagian terakhir membahas dilema bagi partai-partai yang bercita-cita untuk demokratisasi dan menjadi representatif pada saat yang bersamaan.

Kompetisi

Bab ini mengkaji dampak metode kandidasi terhadap kompetisi politik, dimulai dengan pengaruh kandidasi, diikuti dengan hubungan antara tingkat inklusivitas selektorat dan tingkat kompetisi politik. Bab ini selanjutnya menunjukkan bahwa desentralisasi kewilayahan merupakan penjelasan utama untuk rendahnya kompetisi di internal partai dan juga mengkaji dampak desentralisasi sosial. Selanjutnya, bab ini menganalisis pengaruh sistem penunjukan/voting dan metode campuran terhadap tingkat kompetisi politik.

Responsivitas

Bab ini membahas masing-masing dari empat dimensi utama kandidasi politik (kandidasi, selektorat, desentralisasi, dan voting/penunjukan) menurut dampaknya pada berbagai aspek responsivitas. Partai yang memiliki tingkat kesatuan (unity) partai yang tinggi merupakan tanda responsivitas yang berpusat pada partai, sebaliknya, tingkat unity partai yang rendah sebagai tanda responsivitas yang berpusat pada kandidat.

Metode Kandidasi, Partai, dan Demokrasi

Bab ini membahas metode kandidasi mana paling demokratis. Bab ini berpendapat bahwa demokrasi harus dipahami dan dicapai melalui pemilihan intra-partai dan Pemilu antar-partai. Bila demokrasi diartikan lebih dari sekadar partisipasi, maka metode kandidasi yang paling demokratis akan berupaya mencapai sebanyak mungkin dari ketiga tujuan demokrasi (mengekspresikan norma-norma demokrasi (partisipasi, kompetisi) dan menghasilkan output demokrasi (representasi, responsivitas); penyebaran kekuasaan politik yang demokratis secara liberal; dan menjaga kesehatan partai politik), tanpa meminta harga yang terlalu tinggi pada salah satunya, dan juga akan menjadi metode kandidasi yang terbaik bagi demokrasi.

 

Buku Referensi untuk Memahami Kandidasi Politik dalam Sistem Kepartaian

Jika Scarrow (1999) dalam  “Democracy Within – And Without– Parties: Introduction” masih membandingkan demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan melalui partai, Hazan dan Rahat (2010) memaparkan dengan jelas tentang demokrasi kepartaian. Buku “Democracy within Parties” menawarkan analisa kandidasi politik partai yang inklusif sebagai upaya menuju demokratisasi intra partai, mulai dari pencalonan, pemilihan oleh selektorat, desentralisasi sosial, dan sistem voting. Lebih lanjut, metode kandidasi yang diterapkan mempengaruhi kualitas demokrasi itu sendiri, yaitu mengoptimalkan partisipasi dan kompetisi dan tingkat representasi dan responsivitas, sembari menciptakan pembagian kekuasaan politik secara liberal, dan menjaga kesehatan institusi partai.

Buku “Democracy within Parties” juga melengkapi Selectorate Theory yang ditulis Bueno de Mesquita, et.al. (2003) dalam “The Logic of Political Survival” dengan memperdalam sisi selektorat partai politik itu sendiri. Bueno de Mesquita, et.al. (2003) memetakan kelompok yang berperan dalam keberlangsungan (survival) pemimpin (leaders) dalam jabatan politik, yang terdiri atas penduduk (residents) yang terpengaruh atas kebijakan-kebijakan yang diambil. Kemudian di dalamnya terdapat kelompok selektorat (the selectorates) yang secara langsung memiliki hak memilih untuk menentukan kandidat politik. Kemudian, di dalam selektorat, terdapat individu-individu tertentu sebagai koalisi pemenang (winning coalition) yang mendapat keuntungan langsung dari kebijakan-kebijakan politis dan ekonomis yang diambil pimpinan.

Kegunaan Praktis

Buku ini memperkaya literatur tentang kandidasi politik dalam sistem demokrasi kepartaian, dan dapat digunakan sebagai kerangka analisis bagi peneliti maupun praktisi politik dalam memahami atau membentuk sistem kepartaian yang demokratis, baik dari sisi representasi maupun partisipasi, baik dalam hal kompetisi yang liberal maupun responsivitas partai yang inklusif. Buku ini juga berguna bagi penyelenggara Pemilu dan pemilih untuk memahami bagaimana partai politik bekerja dalam menyediakan kandidat politik yang ditawarkan dalam Pemilu. Dengan demikian, diharapkan profil kandidat dan latar belakang kandidasinya dapat dijadikan bahan untuk menentukan pilihan.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 744 Kali.