Dorong Partisipasi Perempuan, KPU Banyumas Gandeng Fatayat NU Rawalo

RAWALO – Meningkatkan partisipasi pemilih perempuan dalam Pilkada serentak 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banyumas menggelar sosialisasi di basis pemilih perempuan. Sosialisasi bersama Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Rawalo dengan tema ”Perempuan sebagai Pilar Demokrasi dan Upaya Meningkatkan Partisipasi Perempuan dalam Pilkada Serentak 2024", Jumat (02-08-2024).

 

Acara tersebut menghadirkan narasumber Ustadz Darsino, Asep Henry H, anggota Bawaslu Banyumas periode 2018-2023 dan Yasum Surya Mentari, anggota KPU Kab. Banyumas. Acara diikuti puluhan anggota Fatayat yang terlihat rapi mengenak seragam kebanggan mereka.

 

”Kader Fatayat harus paham tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Juga tahu tentang tahapan proses pemilihan. Partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024 sangat penting karena untuk memastikan suara mereka turut menentukan arah kebijakan dan pemerintahan,” ujar Surya, anggota KPU Banyumas.

 

Ia menambahkan, tujuan acara adalah untuk memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya berpartisipasi dalam pemilihan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran politik, pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai pemilih, serta cara menggunakan hak pilih dengan benar.

 

Ustadz Darsino,  menyampaikan, kepada kader Fatayat dalam berorganisasi untuk memahami aturan yang harus ditaati, tujuan organisasi akan tercapai jika para kader punya frekuensi yang sama.

 

Kemudian narasumber Asep Henry H mengatakan, elemen-elemen penting dalam Pilkada meliputi, kandidat calon, pemilih, dan penyelenggara pemilu/pilkada. Ketiga elemen tersebut saling mendukung, diharapkan terwujud pilkada yang berkualitas dan sesuai asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

 

”Perempuan memainkan peran yang sangat penting sebagai pilar demokrasi. Keterlibatan perempuan dalam proses politik dan pengambilan keputusan tidak hanya memperkuat prinsip kesetaraan dan inklusivitas, tetapi juga membawa perspektif yang lebih luas dalam kebijakan publik,” ujar Asep.

 

Dari acara ini, dapat disarikan bahwa partisipasi perempuan dalam politik adalah manifestasi dari prinsip-prinsip demokrasi yang mengedepankan kesetaraan dan keadilan. Perempuan yang aktif dalam politik dan memegang posisi kepemimpinan dapat menjadi teladan bagi generasi muda, khususnya bagi perempuan muda. Ini bisa mendorong lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi dalam politik dan proses pengambilan keputusan di masa depan. Keterlibatan perempuan dalam politik seringkali terkait dengan upaya pemberdayaan ekonomi dan sosial. Pemimpin perempuan cenderung lebih peka terhadap isu-isu yang mempengaruhi perempuan dan keluarga, seperti akses terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan. (*)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 20 Kali.