
KPU dan Kemenag Banyumas Gelar Podcast Edisi Ramadan
PURWOKERTO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banyumas mengadakan podcast dalam edisi Ramadhan dengan menghadirkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, H. Aziz Muslim, M.Pd.I sebagai narasumber utama. Podcast ditayangkan di kanal YouTube KPU Banyumas, Selasa (19/4/2022).
Adapun host adalah anggota KPU Kabupaten Banyumas Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM (Sosdiklih), Yasum Surya Mentari.
Dalam podcast tersebut Aziz dan Yasum membicarakan tentang moderasi beragama. Aziz menceritakan bahwa Kementerian Agama memiliki 7 program prioritas, salah satunya adalah penguatan moderasi beragama. Penguatan moderasi beragama adalah cara pandang, cara sikap, cara tutur, dan cara laku kita dalam beragama secara moderat. Ini menjadi sebuah keniscayaan bahwa negara ini adalah negara yang majemuk (heterogen) dengan 6 agama. Tentu penguatan moderasi beragama ini sangat diperlukan dalam rangka merawat kebhinekaan Indonesia.
Keanekaragaman di Indonesia menjadi kekuatan kita dalam berbangsa. Moderasi beragama memiliki spirit bagaimana untuk membangun dan menjaga kebersamaan dalam konteks beragama. Sehingga, jangan sampai keberagaman kita justru menjustifikasi kelompok maupun agama tertentu yang tidak sepaham atau tidak seiman dengan kita.
“Saya memaknai moderasi beragama sebenarnya memahami atau menjalankan agama kita dengan cara yang proporsional. Artinya menjalankan secara pas atau proporsional, tidak terlalu ke kanan, atau tidak terlalu ke kiri maupun tidak terlalu ekstrim,” ujar Yasum.
Aziz menjelaskan bahwa cara pandang beragama yang pas adalah moderat, yakni tidak condong ke kiri atau ke kanan. Terdapat 4 parameter sikap moderat yang bisa diambil dalam moderasi beragama. Pertama, toleran. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita hidup berdampingan dengan umat lain, dengan berbagai budaya, etnis, suku bangsa, dan sebagainya sehingga kita harus menghargai. Contoh kecil nya yaitu menghormati perbedaan dan tidak memaksakan ajaran kita. Kedua, anti kekerasan. Ketiga, memiliki komitmen kebangsaan. Sebab, akhir-akhir ini banyak orang yang minum dari sumbu itu tapi menodai sumbu itu sendiri. Jadi menumbuhkan rasa komitmen kebangsaan dan hubul wathon ini sangat penting agar tidak tergerus berbagai hal negatif. Dan keempat yakni menghargi local wisdom. Budaya kita ini merupakan budaya yang adiluhung, kita kaya akan budaya dan tradisi sehingga kita harus merawatnya.
Seharusnya, keempat parameter sikap moderat tersebut dapat diaplikasikan oleh kita semua, terutama spirit Ramadhan dapat membangkitkan rasa toleransi, empati dan kepedulian sosial terhadap sesama. Jika integritas kita dari puasa sudah terbangun dengan baik berarti budaya korupsi, kolusi dan nepotisme bisa kita lawan.
Aziz menambahkan bahwa salah satu bentuk dari toleransi adalah sikap demokrasi. Demokrasi adalah sebuah keniscayaan di sebuah negara yang kompatibel (selaras dan serasi) dengan ajaran-ajaran islam. Misalnya pada pemilu/pemilukada yang memiliki nilai demokrasi seperti menghargai cara pandang yang berbeda, melakukan musyawarah, berlaku yang adil dan lain-lain.
Di akhir podcast, Aziz menyampaikan pentingnya menyemai kerukunan umat beragama, menyemai moderasi beragama di semua lini. Sehingga, harapannya bisa menjadi investasi kita untuk merawat Indonesia. (cod)